MEDIA TERNATE

Kondisi Kota Ternate tentang air Baku

Ternate Media.Air permukaan di Kota Ternate (Pulau Ternate) yang berupa sungai seluruhnya merupakan sungai kering yang hanya berair pada saat dan setelah hujan besar terjadi, hal ini disebabkan antara lain oleh :

       Hutan dilereng Gunung Gamalama masih berfungsi dengan baik untuk meresapkan air hujan kedalam tanah, sehingga air hujan yang menjadi air permukaan sangat kecil, tidak sempat untuk mengisi sungai.

-      Batuan pasir tufaan, breksi kerikilan dan lava bercelah sangat forous dengan transmisivitas tinggi sehingga sangat mudah menyerap air kedalam tanah.

-      Berhubung sungai di Ternate banyak dilapisi lava dan lahar yang kedap air, maka air tanah sulit memasok kedalam sungai. Dengan kondisi sungai di Pulau Ternate seperti diatas, maka sungai tidak bisa diharapkan sebagai sumber air baku.

Kalimati di kelurahan Maliaro RT.17

Kalimati Kel.Maliaro RT.17

Kota Tearnate yang dulu statusnya merupakan kotamadya di kabupatan Maluku Utara, bagian dari wilayah Provinsi Maluku, sekarang statusnya menjadi ibu kota Provinsi Maluku Utara hasil pemekaran dari Provinsi Maluku.

Kota Ternate terletak dipesisir timur Pulau Ternate yang berhadapan dengan pesisir barat Pulau Halmahera bagian tengah. Morfologi pulau didominasi oleh pegunungan dan sedikit dataran pantai disekeliling pulau. Morfologi pegunungan dibentuk oleh Gunung Gamalama yang merupakan gunung api dengan ketinggian 1746 meter dari permukaan laut.



Pulau Ternate dengan luas 64,17 Km² masih mengalami perubahan struktur geologi secara vertical dan horizontal, karena Gunung Gamalama yang tepat berada di pusat pulau yang bundar ini masih tergolong aktif. Ukuran melintang barat-timur Pulau Ternate adalah 10 Km, sedangkan arah selatan-utara diameternya 13 Km.

Wilayah Kota Ternate yang terletak dipesisir timur merupakan wilayah pemukiman yang relatif aman dibanding dengan pesisir barat yang merupakan wilayah bahaya dari ancaman letusan Gunung Gamalama, seperti halnya daerah Togafo, Labuha dan Tarau (Batu Angus).

suasana pantai falajawa

Di era sekarang ini Kota Ternate merupakan kota strategis di Indonesia bagian timur yang dilewati jalur perdangan Internasional bersama Kota Bitung, Manado dan Darwin di Australia. Dengan demikian perkembangan pembangunan dan pertambahan penduduk akan semakin cepat yang memerlukan dukungan berbagai prasarana pendukung termasuk sarana penyediaan air bersih.

Wilayah Kota Ternate yang terletak di Indonesia bagian timur pada umumnya mempunyai pola hujan lokal. Pola lokal ini dicirikan dengan adanya pengaruh yang kuat dari kondisi setempat. Faktor pembentukannya adalah naiknya udara yang menuju kedataran tinggi atau pegunungan, serta pemanasan lokal yang tidak seimbang.

Kota Ternate pada umunya tidak ada bulan kering yang definitif, berubah dari tahun ketahun dan tidak ada bulan kering yang tetap untuk tiap tahun. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh lokasi kota yang terletak dipulau kecil dengan Gunung Gamalama di tengahnya.



Musim kemarau di Ternate normalnya terjadi selama empat bulan berturut-turut dibulan kering, mulai dari bulan Juni sampai September, sedangkan dari bulan Oktober sampai bulan Mei tahun berikutnya umumnya merupakan bulan basah yang dapat dikategorikan musim hujan.

Besar curah hujan tahunan umunya rata-rata diatas 2300 mm per-tahun, dengan temperatur udara dan kelembaban nisbi 26,7 °C dan 83 %. Sedangkan penyinaran Matahari dan tekanan udara tahunan rata-rata sebesar 57,36 % dan 1010,57 mB, dan kecepatan angin rata-rata sebesar 7,96 Km/Jam dengan arah angin dominan kearah utara dan barat.








Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.